Pewarta: Eko Setyo Atmojo Biro: Klaten Editor: Semar & Bagong
Klaten — Halaman Pendopo Pemerintah Kabupaten Klaten, Rabu (12/11/2025), pagi itu tampak rapi dan berwibawa. Para pejabat berjejer, para tenaga kesehatan tegap berdiri, sementara udara pagi membawa semangat yang sama: “Generasi Sehat, Masa Depan Hebat.”
Begitulah suasana Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61 Kabupaten Klaten.
Upacara dipimpin langsung oleh Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, S.I.Kom, yang kali ini tak hanya jadi inspektur, tapi juga “juru bicara resmi” Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Dalam amanatnya, Bupati membacakan pesan Menteri yang menohok tapi menyejukkan:
“HKN bukan seremoni tahunan, tapi momentum refleksi menuju masa depan yang lebih sehat.”
Bahasanya diplomatis, tapi maknanya dalam: jangan cuma tepuk tangan di lapangan, tapi pastikan rakyat di rumah juga bisa napas lega tanpa tagihan rumah sakit yang bikin stres.
Tema tahun ini, “Generasi Sehat, Masa Depan Hebat,” jadi pengingat hal sederhana tapi sering terlupa: anak-anak yang sehat hari ini, adalah pemimpin yang tidak cepat lelah besok hari.
Dari 1000 Hari Pertama Kehidupan, ASI eksklusif, imunisasi lengkap, sampai gizi remaja — semua disebut jadi fondasi utama. Bahkan Menteri menekankan pentingnya transformasi digital kesehatan, biar layanan makin cepat, bukan makin banyak form tanda tangan.
Peringatan itu dihadiri deretan tokoh lintas sektor:
Ketua DPRD H. Edi Sasongko, Kasdim 0723 Mayor Inf Ismail Syahruddin, Kabaglog Polres Kompol Sugeng Handoko, Pj Sekda Jaka Purwanto, dan para kepala OPD, camat, direktur rumah sakit, sampai kepala puskesmas. Lengkap, ibarat satu tubuh yang berfungsi sehat — kepala, tangan, dan kaki semua bergerak bareng.
Mayor Ismail, usai upacara, menyampaikan pesan yang lumayan menampar halus:
“Kesehatan adalah investasi strategis bangsa. Generasi sehat dan berdaya saing tinggi adalah fondasi menuju Indonesia Emas 2045.”
Bahasa militernya tegas, tapi pesannya universal: negara yang ingin kuat, harus mulai dari rakyat yang gak gampang batuk tiap akhir bulan.
Acara berlangsung khidmat dan tertib. Tapi di sela keseriusan, Semar dan Bagong muncul dengan gaya khasnya: lucu tapi mak jleb.

Semar nyeletuk:
“Wong urip iki kudu sehat, tapi ora mung badané, pikirane uga kudu waras. Percuma badan gagah tapi hobi nyebar hoaks.”
Bagong ngakak sambil nimpali:
“Ngono, Mar! Aku yo lagi latihan hidup sehat — ngurangi gula, ngurangi gorengan, tapi nambah sabar ngadepi harga beras sing ora sehat.”
Semar mengangguk sambil nyeruput wedang jahe:
“Wis apik, Gong. Sehat iku ora mung soal makan sayur, tapi juga ngelatih batin supaya ora gampang nyinyir. Iki lho, bangsa sing sehat iku bangsa sing guyub, rukun, lan ora baperan.”
Dari peringatan HKN ke-61 di Klaten ini, rakyat belajar satu hal sederhana tapi penting:
Kesehatan bukan cuma urusan puskesmas, tapi urusan bersama.
Mulai dari kebiasaan kecil — cuci tangan, makan bergizi, olahraga, dan gak gampang marah di media sosial.
Karena bangsa sehat dimulai dari rakyat yang tahu caranya bahagia, meski gajinya belum naik.
🩺 Lucunya rakyat, seriusnya kehidupan.
© Semarbagong.com






























