Pewarta: Eko Setyo
Biro: Klaten
Editor: Semar Bagong
Klaten – Festival Mahakarya Desa di Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Rabu (13/8/2025) kemarin, bukan cuma penuh pentas seni dan pamer produk desa. Ternyata ada juga “panggung aspirasi” untuk para pengurus Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang ingin menyampaikan keluh kesah langsung ke Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo.
Salah satunya, Hartoyo, Direktur BUMDes, angkat bicara soal kesejahteraan pengurus. Katanya, banyak orang enggan mengurus BUMDes karena gaji belum ada, usaha juga belum jalan, apalagi jaminan sosial. Hartoyo pun minta agar Pemerintah Desa bisa meng-cover BPJS untuk para pengurus, minimal Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM).
“Biar ada jaminan untuk mereka, Pak. Minimal Rp 16 ribu per bulan dari desa,” ujarnya.
Bupati Tanya, Kepala Dinas Menjawab
Mendengar itu, Bupati Hamenang langsung tanya: “Ini arahnya ke Pemda atau ke desa?”
Hartoyo pun menjawab lugas: “Ke desa, Pak. Soalnya BUMDes dibentuk lewat musyawarah desa.”
Bupati kemudian menoleh ke Kepala Dispermasdes yang ikut hadir. “Bu, kalau PADes masih kecil, boleh nggak dana desa dipakai untuk BPJS pengurus BUMDes?” tanyanya.
Jawaban pun tegas: tidak bisa. Dana desa memang tidak boleh dipakai untuk itu. Sumber pembayaran BPJS harus dari Pendapatan Asli Desa (PADes), yang artinya BUMDes harus menghasilkan dulu. Bahkan, menurut Kepala Dispermasdes, sudah ada beberapa desa di Klaten yang pengurus BUMDes-nya terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan.
Candaan Bupati dan Skema Alternatif
Mendengar aturan itu, Bupati Hamenang sempat bercanda, “Yen sing gawe aturan aku, yo tak gawe wae. Lah iki saka pusat, mas.”
Meski begitu, ia mengakui ide tersebut bagus dan akan mencoba mencarikan skema lain agar pengurus BUMDes rintisan tetap bersemangat.
“Usulan yang bagus ini. Memang pengelola BUMDes harus semangat, apalagi yang masih rintisan,” kata Hamenang.

Harapan ke Depan
Dengan adanya perhatian ini, diharapkan pengurus BUMDes bisa bekerja lebih nyaman, tidak cuma memikirkan omset usaha, tapi juga tenang karena ada jaminan keselamatan kerja. Maklum, membangun perekonomian desa itu butuh semangat, tapi juga perlu jaminan tidak ‘jatuh tanpa pegangan’.