Pewarta: Daud Nanny – Biro Sumba Barat Daya
Editor: Semar Bagong
Wewewa Barat, SBD. Selasa pagi (12/8/2025), halaman SMK Negeri 2 Wewewa Barat berubah jadi lautan tenda warna-warni. Ribuan anak Pramuka dari SD, SMP, hingga SMA se-Kabupaten Sumba Barat Daya berkumpul untuk merayakan Hari Pramuka ke-84. Kepala sekolah, Yosias Malo, S.Pd., memimpin langsung pembukaan acara yang rencananya berlangsung sampai Kamis (14/8/2025).
Warga dan orang tua murid ikut tumpah ruah, sebagian datang sejak sehari sebelumnya demi menyaksikan kemeriahan. Suasananya meriah, bahkan aroma jagung rebus dan pisang bakar ikut menyebar, menambah rasa “perkemahan rasa pasar malam.”
Tapi di balik meriahnya acara, ada satu pemandangan yang bikin dahi berkerut: tidak ada aparat kepolisian yang terlihat mengawasi jalannya kegiatan. Padahal, lokasi ini jelas masuk wilayah hukum Polsek Wewewa Barat.
Kapolsek Wewewa Barat saat dikonfirmasi justru ikut terkejut.
“Kami tidak mendapat informasi, baik lisan maupun tertulis, dari pihak sekolah. Padahal kegiatan sebesar ini semestinya wajib diawasi. Kami juga heran, kok tidak ada pemberitahuan,” ujarnya sambil menghela napas.
Kepala SMK Negeri 2 Wewewa Barat, Yosias Malo, S.Pd., mengaku khilaf.
“Maaf kaka, saya keliru karena belum mengonfirmasi kepada kepolisian. Saya akan segera melaporkan kegiatan ini,” ucapnya singkat, seperti prajurit Pramuka yang baru sadar lupa bawa kompas.
Meski ada kelalaian administratif, perkemahan tetap berjalan meriah. Anak-anak sibuk lomba, nyanyi api unggun, hingga saling tukar camilan. Orang tua pun tampak bahagia—walau mungkin sebagian sibuk memikirkan, “Kalau ada yang hilang sandal, siapa yang nyari?”
Semar Bagong Menyimpulkan:
Acara besar tanpa koordinasi keamanan itu ibarat masak nasi tumpeng tapi lupa bikin lauknya: tetap bisa dimakan, tapi rasanya ada yang kurang. Semoga ke depan, setiap kegiatan besar di Wewewa Barat tidak cuma heboh di lapangan, tapi juga rapi di koordinasi—biar meriahnya aman, dan amannya meriah.